B Bhinneka Tunggal Ika sebagai Local Wisdom Bangsa Indonesia. Nama Lambang Negara Garuda Pancasila, karena ujud lambang yang dipergunakan adalah burung garuda, dan di dalamnya (ada tameng) memuat lambang sila-sila Pancasiladan disertai semboyn seloka Bhineka Tunggal Ika, dan seloka itu tersurat dibawahnya. Jadi dalam lambang negara Indonesia
Biasanyapenggunaan Lambang dan Nama Ambalan merupakan pencerminan Moralitas serta spiritual dan budi pekerti yang dijiwai oleh anggota ambalannya. Maka bagi anggota Penegak yang telah menggunakan lambang ambalan itu berarti bahwa dirinya harus bisa menjaga Nama baik dirinya sendiri, keluarga Masyarakat dan Almamater serta gugus depan.
MitologiGaruda dalam Kepercayaan Dalam kepercayaan ajaran agama Hindu, burung Garuda merupakan tunggangan atau wahana sekaligus lambang panji-panji Dewa Wisnu, salah satu dewa utama (Trimurti) selain Dewa Brahma dan Dewa Syiwa. Robert E. Buswell dan Donald S. Lopez dalam The Princeton Dictionary of Buddhism (2013) menyebutkan, ajaran Buddha juga
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Ternate - Di masa jayanya, panji Kesultanan Ternate berkibar gagah di udara. Inilah satu-satunya lambang kerajaan di Indonesia yang mirip dengan bendera negara ada beberapa negara di Eropa yang punya bendera yang mirip dengan lambang Kesultanan Ternate. Kalau kamu perhatikan dengan teliti, bisakah kamu coba tebak dengan seksama, bendera negara mana saja?Tapi terlebih dulu, lihat lambang Kesultanan Ternate ini. Seekor burung kerkepala dua, dengan warna emas yang menyala. Ada lambang hati yang terbalik dan terletak di bagian tengah. Ya, lambang resmi Kesultanan Ternate ini mirip dengan bendera negara Rusia, dan negara-negara pecahannya. Lantas, siapa meniru siapa? Terkait hal ini, Hidayat Mudaffar Sjah, putra keempat Sultan Ternate Mudaffar Syah memberikan penjelasan."Lambang kerajaan ini satu-satunya yang mirip dengan bendera negara Eropa. Ada 4 negara Rusia, Albania, Serbia, dan Montenegro. Siapa lebih dulu? Nah, itu butuh penelitian lagi. Apakah mereka yang meniru, atau kami yang meniru?" ujar Hidayat, kepada detikTravel saat berkunjung ke Kedaton Ternate beberapa waktu Kesultanan Ternate Wahyu/detikTravelDari penelusuran detikTravel, Senin 4/9/2017, rupanya sejarah awal lambang bendera burung berkepala dua ini berasal dari Kekaisaran Romawi Timur. Burung Garuda berkepala dua ini pertama kali dijadikan lambang negara oleh Kerajaan Het, yang menguasai sebagian besar Anatolia hingga Mesopotamia di masa lambang burung berkepala dua ini pun diwariskan ke dinasti selanjutnya yang berkuasa. Lambang ini juga menjadi simbol bagi kekristenan Timur, simfoni gereja Ortodoks, dan kekuasaan pemerintahan otoriter dari Rusia Lambang ini pun mulai tersebar luas di kalangan negara-negara Kristen, hingga ke Uni Soviet. Setelah keruntuhan Uni Soviet, Garuda berkepala dua kembali jadi lambang negara Rusia setelah dikukuhkan Presiden Boris Yeltsin di tahun 1993. Sampai saat ini, Rusia masih memakai burung garuda kepala dua sebagai lambang resmi sejarah awal mula lambang ini, Hidayat menyebut kemungkinan besar di zaman dahulu, ada hubungan erat antara Kesultanan Ternate dengan Konstantinopel dan Kerajaan Romawi, sehingga ada kemiripan-kemiripan."Mungkin dulu ada hubungan. Ternate ini negara maritim. Dulu kakek moyang kami menjalin hubungan dagang rempah-rempah sampai ke Konstantinopel," terang Bendera Kesultanan Ternate bersanding dengan bendera Merah Putih Wahyu/detikTravel Yang jelas, ada filosofi tersendiri di balik lambang burung garuda berkepala dua 'Limau Gapi' dari Kesultanan Ternate. Penasaran? Simak terus artikelnya di detikTravel ya! wsw/aff
- Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia yang berbentuk burung garuda dengan kepalanya yang menoleh ke sebelah kanan. Burung Garuda tersebut mencengkeram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Tepat di tengah dada burung Garuda terdapat perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda. Tahukah kamu siapa perancang lambang Negara Indonesia? Sultan Hamid II adalah perancang lambang Negara Indonesia. Fokky Wasitaatmadha dalam buku Spiritualisme Pancasila 2018, mengatakan bahwa perancangan lambang Garuda Pancasila dlakukan oleh Sultan Hamid II yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Sukarno. Baca juga Jumlah Bulu pada Garuda Pancasila dan Maknanya Sejarah terbentuknya lambang negara Garuda Pancasila tidak serta merta muncul begitu saja. Sebelumnya, terdapat beberapa lambang negara yang sudah dibuat oleh beberapa tokoh. Setelah perang kemerdekaan Indonesia dan disusul pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, beberapa tokoh mulai merancang lambang negara sebagai salah satu identitas negara. Untuk memfasilitasi hal tersebut terbentuk Panitia Lencana Negara pada 10 januari 1950 di bawah koordinator Menteri Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susuna panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantara, M,A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab, untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet, Menteri Priyono menyampaikan sayembara. Kemudian terpilihlah dua rancangan lambang negara terbaik. ua rancangan tersebut miliki SUltan Hamid II dan M Yamin. Pada proses selanjutnya, DPR memilih rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin tidak diterima karena masih menyertakan unsur-unsur pengaruh Jepang, seperti sinar-sinar matahari. Baca juga Makna yang Terkandung pada Perisai Garuda Pancasila Tiga kali penyempurnaan Setelah terpilih sebagai rancangan lambang negara, Garuda Pancasila mengalami tiga kali penyempurnaan, yaitu Mengganti pita yang dicengkeram Garuda menjadi warna putih. Sebelumnya pita tersebut berwarna merah. Partai Masyumi keberatan terhadap gambar burung Garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang prisai. Hal tersebut dianggap terlalu bersifat mitologi. Sultan Hamid II kemudian memperbaiki gambar lambang Garuda sehingga terbentuk Rajawali Garuda Pancasila. Semula kepala Garuda Pancasila maih gundul. Kemudian Presiden Sukarno memerintahkan Dullah, seorang pelukis istana untuk menambahkan jambul pada kepala Garuda Pancasila. Selain itu mengubah posisi cakar kaki yang semula di belakang pita menjadi di depan pita dengan bentuk mencengkeram. Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyempurnakan bentuk final dengan menambah skala ukuran dan tata warna pada gambar lambang negara. Dok Garuda PancasilaSiapakah Sultan Hamid II? Sultan Hamid II memiliki nama lengkap Sultan Syarif Hamid Alkadri dari Kasultanan Pontianak. Dilansir Historia, Sultan Hamid II adalah Sultan ke-7 dari Kasultanan Qadriyah Pontianak. Baca juga Simbol Negara Garuda Pancasila Sultan Hamid II lahir di Pontianak 12 Juli 1913 dari pasangan Sultan ke-6 Syarif Muhammad Al-Qadri dan Syecha Jamilah Syarwani. Sultan Hamid II memperoleh pendidikan di Europeesche Lagere School ELS Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. Kemudian meneruskan ke Hogeere Burger School HBS di Bandung dan HBS V di Malang. Ia sempat sekolah di Technische Hooge School THS sekarang ITB, tapi keluar dan masuk ke Akademi Militer Belanda Koninklijke Militaire Academie di Breda, Belanda. Setelah lulus pada 1938, ia bergabung Koninklijke Nederlandsche Indische Leger KNIL dan bertugas di Malang, Bandung, Balikpapan. Ia diangkat menjadi Sultan ke-7 pada 29 OKtober 1945. Pada 1946, Sultan Hamid II diangkat menjadi ajudan Ratu Kerajaan Belanda, Wilhelmina. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Lambang negara Indonesia ini meniru lambang Kerajaan Samudera Pasai yang duluan eksis. Jangan salah duga dua lukisan di atas sekilas mirip. Namun kalau diperhatikan detil sangat berbeda. Keduanya juga merupakan lambang dua negara yang berbeda. Yang pertama Garuda Pancasila lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan yang kedua lambang Kerajaan Samudera Pasai. Asal muasal penggunaan lambang Garuda Pancasila sebagai lambang negara adalah bermula saat Sultan Abdurrahman Hamid Alkadrie II Sultan Hamid II memenangi sayembara lambang negara. Sayembara ini diadakan oleh Presiden Soekarno. Sebelumnya ada usulan lambang negara yang diajukan oleh M. Yamin namun ditolak oleh panitia karena masih ada pengaruh Jepang melalui penempatan sinar matahari. Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, baru pada tahun 1950 kita memiliki lambang negara. Jadi selama lima tahun itu Indonesia nirlambang negara. Garuda Pancasila ditetapkan sebagai lambang Negara RI pada 11 Februari 1950 yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 1951. Lalu Presiden Soekarno memperkenalkan lambang itu kepada masyarakat pada 15 Februari 1950 di Hotel Des Indes Jakarta. Sebelumnya Garuda juga sudah menjadi lambang kerajaan atau stempel kerajaan di Jawa seperti Kerajaan Airlangga. Sebelum digunakan secara resmi sebagai lambaga negara RI, Garuda juga sudah dipakai sebagai lambang Kerajaan Samudera Pasai yang dulu kala berpusat di Aceh Utara. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malikussaleh Meurah Silu pada abad ke 13 atau pada 1267. Seorang petualang Ibnu Batuthah dalam bukunya Tuhfat al-Nazha menuturkan Samudera Pasai sudah menjadi pusat studi Islam di kawasan Asia Tenggara. Siapa sebenarnya yang merancang lambang Kerajaan Samudera Pasai? “Lambang Kerajaan Samudera Pasai dirancang oleh Sultan Samudera Pasai Sultan Zainal Abidin. Lambang burung itu bermakna syiar agama yang luas, berani dan bijaksana,” sebut R Indra S Attahashi kepada Sabtu 6/10. Indra menjelaskan, lambang berisi kalimat Tauhid dan Rukun Islam. Rinciannya, kepala burung itu bermakna Basmallah, sayap dan kakinya merupakan ucapan dua kalimat Syahadat. Terakhir, badan burung itu merupakan Rukun Islam. Pria kelahiran 1974 itu menjelaskan lambang itu disalin ulang oleh Teuku Raja Muluk Attahashi bin bin Teuku Cik Ismail Siddik Attahashi yang merupakan Sultan Muda Aceh yang diangkat pasca peristiwa Perang Cumbok pada 1945. Ketika itu di Aceh Tamiang ada kerajaan sendiri bernama Kerajaan Sungai Iyu “Bisa saja disebut, lambang negara Indonesia ini meniru lambang Kerajaan Samudera Pasai yang duluan eksis sebelum kaum Nasionalis Marhaenisme merancang NKRI,” ungkap Indra yang juga generasi ketujuh dari Kerajaan Sungai Iyu. Indra menjelaskan, lambang Kerajaan Samudera Pasai itu sudah ada dalam silsilah keluarganya lebih dari 100 tahun lalu. Dari kakek atau nenek, lambang itu diwariskan dari generasi ke generasi yang selalu dikisahkan bahwa itu lambang Kerajaan Samudera Pasai. Disebutkan, asal-usul pendiri Kerajaan Samudera Pasai berasal dari keturunan Turki yakni Al Ghazy Syarif Attahashi yang merupakan panglima memimpin utusan Dinasti Usmaniyah Ottoman yang membantu Aceh menghadapi serangan Portugis. Kemudian panglima ketujuh itu menikah dengan seorang putri Sultan Iskandar Muda. Perihal lambang Negara Indonesia yang mirip dengan lambang Kerajaan Samudera Pasai juga dituturkan oleh Ibrahim Qamarius dosen Universitas Malikussaleh Aceh Utara. Setelah digelar seminar International Conference and Seminar "Malikussaleh; Past, Present and Future di Aceh Utara pada 11-12 Juli 2011, masyarakat mengirim lambang Kerajaan Samudera Pasai yang merupakan replika. Lambang itu dilukis oleh Teuku Raja Muluk Attahashi, keturunan dari panglima Turki Utsmani yang ke Aceh ketika Sultan Iskandar Muda menghadapi Portugis, pimpinan dari Panglima Tujuh Syarif Attahashi. Ibrahim menjelaskan, walaupun lambang Indonesia mirip dengan Kerajaan Samudera Pasai belum bisa dipastikan Indonesia meniru dari Samudera Pasai. Menurutnya, perlu pengkajian lebih lanjut “Panitia melakukan pengkajian konprehensif mengenai lambang atau gambar tersebut dan kemungkinan dibahas pada International Conference and Seminar Malikussaleh kedua pada 2013,” ungkap Ibrahim yang mantan ketua panitia konferensi itu kepada Sabtu 6/10. Terlepas dari klaim inspirasi Garuda dari lambang Kerajaan Samudera Pasai, sejarawan LIPI Aswi Warman Adam menegaskan kalau klaim itu menunjukkan kecintaan bangsa Indonesia. "Ini bukanlah sebuah klaim yang menjurus ke arah negatif. Ini merupakan sebuah bentuk kecintaan bangsa Indonesia, yang dulu saat proses pemilihan lambang negara memang ikut terlibat," kata Asvi
lambang tersebut merupakan lambang kerajaan